***
"Lusa
harus datang ya!" Pinta Disha, ia mengulurkan amplop kecil bertuliskan
invitation.
Nayla
menerima amplop tadi, dan segera membukanya. "Di rumahmu?" Tanya
wanita berambut hitam sebahu itu setelah membaca kartu yang berada dalam
amplop, ia melempar pandangan pada orang di sebelahnya.
"Ah,
sayang sekali. Kami takkan bisa datang kalau acaranya di rumah." Kata Raka
penuh sesal.
Disha
menanggapi dengan tatapan tanya.
"Jadi,
Nay... eh, Mama itu punya asma dan alergi bulu. Dan... tahu kan kalau kucing
persia kesayangan kamu itu berbulu?" Raka menjelaskan dengan kocak alasan
wanita muda di sebelahnya itu tak bisa datang.
"Astaga,
okay aku mengerti." Disha terbahak mendengar penjelasan Raka. "Ups,
maaf. Saya bukan menertawakan tentang alergi anda." Kata gadis itu
ditujukan pada Nayla.
"It's
okay." Nayla menanggapi sambil tersenyum, "dan kau tak perlu terlalu
formal padaku."
"Baiklah,
aku akan membawa Monggu ke tempat penitipan untuk sementara. Jadi, kalian harus
datang!" Kata Disha, ia mendapatkan pemecahan masalah untuk kucing
kesayangannya dan alergi Nayla.
"Tapi...,"
Belum selesai Nayla menanggapi, Disha sudah memotong kalimatnya.
"Tenang
saja, seluruh ruangan akan dibersihkan hingga bebas bulu dan debu." Kata
Disha seakan mengerti apa yang akan dikatakan Nayla barusan. "Ok, bye!
Kalian wajib datang!" Tambahnya lagi sambil berlalu menjauh.
Raka
hanya tertawa dan membalas lambaian tangan Disha.
"Jadi?"
Pria berkacamata itu memastikan jawaban Nayla.
"Baiklah,
ia sudah berusaha keras agar kita datang." Nayla menjawab setelah membaca
kembali isi kartu undangan tadi. "Jangan lupa bujuk Papamu untuk turut
hadir."
"Okay,
kita bicarakan lagi nanti." Jawab pria muda yang telah menjadi anaknya
selama beberapa tahun terakhir. Yah, usia mereka hanya terpaut beberapa tahun
saja.
***
"Terima
kasih, kalian sudah datang," sambut Disha begitu Raka, Papanya dan Nayla memasuki
halaman rumah. Jabat tangan bersahabat serta pelukan hangat turut melengkapi
sambutan dari Disha.
Nayla
mengangguk dan mengikuti langkah sahabat anaknya itu memasuki ruangan, melepas
gandengan Papa Raka yang segera menghampiri tuan rumah dan tamu lainnya. Ia
memang belum lama bergabung dengan lingkar pertemanan keluarga barunya tapi
perlakuan mereka sangatlah hangat.
"Hai!"
seorang gadis cantik yang Nayla tahu bernama Merry melambai kearah mereka.
Nayla
membalas lambaian dan bergegas mendekat, karena Disha juga melakukan hal yang
sama. Rupanya Merry tengah menunjukkan kemampuan nail art-nya. Beberapa orang
di dekat sana telah selesai dipercantik kukunya.
"Kau
mau juga?" Tawar Merry pada Nayla.
"Bolehkah?"
***
Malam
semakin larut, sementara belum ada tanda-tanda kalau mereka akan segera
mengakhiri pesta kecil itu. Pesta ulang tahun sekaligus sebagai pesta
perpisahan karena Disha hendak melanjutkan kuliahnya di luar negeri.
"Sha,
aku pamit balik dulu ya!" Pinta Raka pada Disha sang empunya pesta yang sedang
menuruni anak tangga.
"Aih,
kenapa buru-buru?" Kata gadis itu berusaha mencegah, karena memang
sebagian besar tamu undangan yang tak lain adalah keluarga tetangga dan teman
terdekatnya sudah pulang. Diliriknya jam mungil di tangan kirinya. "Baru
juga jam sebelas, kita main game dulu yuk!"
"Aku
harus pulang bersama Mama, bisa habis aku dibantai Papa kalau pulang lewat
tengah malam." Jawab Raka setengah berseloroh. Papanya sudah izin
meninggalkan pesta sekitar satu jam setelah mereka datang karena ada urusan di
tempat lain. "Kau tahu kan, udara malam kurang baik untuk kesehatannya. Eh
dimana dia?" Diedarkannya pandangan ke sekeliling ruangan pesta. Hanya
beberapa orang yang tak begitu akrab dengannya dan kekacauan sisa pesta.
"Dia
beristirahat di kamarku, tadi sempat kambuh pas main catur sama Angel di
balkon." Disha menunjuk ke atas, artinya orang yang dimaksud ada di lantai
dua. "Sepertinya ada bulu Monggu yang tertinggal di papan catur nya."
Sesal gadis itu.
"Cih,
wanita manja penyakitan itu terus saja jadi parasit keluargamu?" Merry
yang baru masuk dari pintu samping di dekat sana ikut menyahut. Gadis cantik
ini memang sudah lama menaruh hati pada Raka, semua orang tahu itu. Ia tak suka
dengan kedekatan Raka dan Nayla belakangan ini, walau status mereka sebagai
ibu-anak.
Raka
dan Disha diam tak menanggapi, karena tahu bagaimana sifat Merry. Sedikit heran
juga dengan pertanyaan yang dilontarkan, padahal sejak awal pesta beberapa jam
lalu terlihat Merry mengobrol seru dengan Nayla dan lainnya.
"Bukankah
kau dulu tidak akur dengan wanita itu, kenapa sekarang kalian lengket
sekali?" Tanya Merry pada Raka yang memang dulu menentang pernikahan
Papanya dengan Nayla.
"Itu
cerita lama, aku berusaha memahami Papa dan menerima Mama. Kami sudah baikan
kok." Raka menjawab cepat sambil tersenyum.
"Dan
merelakan dia menjadi Mamamu?"
Raka
terdiam, tangannya terkepal erat. Sesaat kemudian ia kembali santai dan
memaksakan untuk tersenyum.
"Gabung
main game bareng Tania, Angel dan Marco aja yuk Mer!" Disha menarik tangan
Merry menuju ruang tengah untuk mencairkan suasana yang mendadak canggung.
"Tas Nayla ada di gantungan sebalik pintu kamar tamu." kata Disha
sebagai isyarat agar Raka segera pergi.
"Ntar
aku nyusul." kata Merry. Ditepisnya tangan Disha dan berlalu keluar menuju
halaman setelah melirik Raka sekilas.
"Dasar,
tak ada rotan akar pun jadi. Nggak dapat anaknya, Papanya pun jadi." Gumam
gadis itu lirih, nyaris tak terdengar. Raka terkejut karena Merry tahu tentang
perasaan Nayla yang bertepuk sebelah tangan padanya beberapa tahun lalu.
Raka
membuka pintu ruang yang diketahuinya sebagai kamar tamu. Ada seorang teman
Disha tengah beristirahat di ranjang kamar itu. Reflek terbangun saat Raka
masuk.
"Ah,
sorry. Aku cuma mau ambil tas saja kok." Jawab Raka sambil mendekat dan
mencari tas kecil milik Mamanya yang berderet dengan tas tamu lainnya. Memang
kamar itu dimanfaatkan sebagai tempat penitipan barang agar tak mengganggu
pesta.
***
"Thank's
Kak Na," kata Raka karena mereka diperbolehkan menumpang mobil kesayangan
sahabat Nayla itu. Sebenarnya ia membawa mobil sendiri, tapi sial bannya malah
kempes.
"Hanya
sampai gang depan sih nggak masalah, sorry nggak bisa ngantar sampai
rumah." Na menjawab sambil berjalan menuju halaman tempat mobilnya terparkir
dan terus fokus pada ponselnya.
"Tak
apa Na, kamu kan lagi buru-buru." Nayla menyahut sambil tersenyum, ia
telah siap untuk pulang.
"Ah
iya kau benar," Na melihat jam di ponselnya sekilas.
"Eh,
tumben kak Na merawat kuku?" Raka mengomentari penampilan kuku Na yang tak
biasanya.
Na
tertawa menanggapinya, sambil memperlihatkan seluruh jemari tangan, "cute
kan? Merry yang membuatnya tadi. Jago banget nail art-nya." Katanya sambil
melempar kerlingan pada Merry yang tersipu di samping Raka.
"Wah,
diam-diam kamu memiliki bakat." Raka memuji. Yang semakin menambah rona
merah di wajah gadis itu.
Merry
memutuskan untuk pulang dan ikut menumpang karena kebetulan rumahnya searah
dengan tujuan Na saat itu.
"Aish,
malah keasyikan ngobrol di sini. Yuk!" Na menggerutu sendiri dan segera
masuk mobil lalu menyalakan mesin. "Nayla, hentikan kebiasaan burukmu atau
kau akan menyesal!"
Raka
menoleh ke arah Nayla, begitu juga Merry. Melayangkan tatapan penuh tanya.
"Uh,
itu bukan apa-apa." Nayla menjawab gugup. Segera ia membuka pintu mobil.
"Pakai
ini, dingin." Kata Raka sambil memakaikan syal yang tadi dipakainya pada
Nayla.
Nampak
jelas raut tak suka di wajah Merry begitu melihat adegan di depannya.
Diremasnya tali tas selempang yang dipakainya, sekedar melepas kekesalan.
Nayla terdiam sesaat karena perlakuan itu.
Nayla terdiam sesaat karena perlakuan itu.
"Ya
ampun Raka, aku tak keberatan mematikan Ac-nya kok." Kata Na, sambil
melempar senyum iseng pada Nayla.
"Pfft,"
Raka menahan tawa sambil menunjuk ibu jari tangan kanan Nayla yang sedang
digigiti karena gugup. "Lihat, jadi rusak kan?"
"Apa
kubilang," Na tertawa lepas melihat tingkah Nayla.
Mendengar
hal itu Nayla segera menghentikan gigitannya. Karena malu, ia menutup wajah
dengan syal dan masuk mobil. Na akhirnya duduk di sebelah Nayla karena Raka
mengambil alih kemudi dan Merry di kursi depan.
Tak
lama mobil itu sudah meluncur di jalanan. Obrolan ringan mewarnai suasana dalam
mobil, tidak jauh-jauh dari Na yang menggoda Nayla. Hingga syal yang
dipinjamkan Raka tadi selalu ditutupkan di wajahnya. Tiba-tiba kepanikan
melanda wanita itu, nafasnya tak beraturan seakan habis lari jauh.
Raka
yang tanggap suasana segera memperlambat laju kendaraan dan memberitahu Na
untuk mengambilkan obat di tas Nayla. Na menarik tas selempang yang disandang
di bahu kiri Nayla, setelah mengobrak-abrik isinya, ia segera mengulurkan suatu
benda yang langsung didekatkan pada mulut Nayla begitu membuka tutupnya.
Sejenak
kepanikan di wajah wanita muda itu berkurang tapi hal yang terjadi selanjutnya
sungguh diluar dugaan.
Nayla,
nafasnya kembali tak beraturan, kejang-kejang dan wajahnya pasi.
***
Rute
perjalanan mereka berubah, Rumah Sakit menjadi tujuannya. Pertolongan pertama
segera diberikan ketika mereka sampai di UGD. Namun sayang, nyawa Nayla pada
akhirnya tak tertolong.
Raka
terduduk lemas di koridor dekat UGD, tas selampang Mamanya masih tersandang di
bahunya. Ia menguatkan hati memberitahu kabar duka itu pada Papanya.
***
Beberapa
jam berselang setelah Nayla masuk di UGD, hasil pemeriksaan keluar. Dinyatakan
bahwa kematian Nayla karena sianida.
Bersambung....
Bersambung....
Kirim jawaban Anda di kolom komentar dan cocokan dengan FC Asli nya, Terima Kasih.
~Fakta bukanlah fakta tanpa adanya bukti~
Fc
ini bukanlah patokan mutlak dalam penilaian, jika ada jawaban lain yang lebih
logis dan disertai dengan bukti maka tidak menutup kemungkinan mendapat nilai
maksimal.
***
***
Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa kematian Nayla dikarenakan sianida. Yang mana
artinya, Nayla tidak meninggal secara wajar. Lalu, bagaimana yang sebenarnya
terjadi??
Pertama,
kematian karena sianida atau dengan kata lain pembunuhan memakai racun. Tentu
ada orang yang memiliki motif kuat hingga melakukan kejahatan melanggar hukum
tersebut. Mari kita bahas kemungkinannya satu per satu.
- Raka, orang yang dekat dengan Nayla. Dia adalah anak tiri karena pernikahan korban dengan Papanya Raka. Diketahui bahwasannya cinta Nayla pernah bertepuk sebelah tangan pada Raka. Dalam cerita disebutkan kalau pada awal pernikahan korban dengan Papanya, hubungan mereka tidak akur. Dan Papanya sangat menyayangi Nayla. Ada kemungkinan ia masih memiliki rasa benci atau tidak suka pada korban.
-
Disha, tetangga korban yang mengadakan pesta. Tidak ada motif khusus hingga ia
membenci korban.
-
Merry, teman Raka yang tidak menyukai kedekatan korban dengan Raka. Sudah
menyukai Raka sejak lama, namun bertepuk sebelah tangan. Mengetahui kisah cinta
Nayla yang juga bertepuk sebelah tangan pada Raka. Di depan Nayla menunjukkan
sikap ramah dan bersahabat, namun dibelakangnya menunjukkan kebencian.
-
Na, sahabat Nayla. Tidak ada motif khusus hingga ia membenci korban.
Ada
beberapa tokoh lain, namun karena sangat minim keterangannya maka bisa
disisihkan dari daftar.
Kedua,
karena alat pembunuhnya adalah zat beracun, tentu haruslah ada waktu khusus
untuk memberikannya pada korban. Bisa dilihat dari interaksi korban dengan
orang lain sebelum kematiannya.
- Raka, ia memiliki peluang paling besar dibanding tokoh lain. Karena ia dekat dengan Nayla, serta tahu kebiasaan-kebiasaannya maka akan sangat mudah baginya untuk memberikan zat racun tersebut pada korban. Bisa saat di rumah atau selama pesta berlangsung.
- Disha, satu-satunya peluang adalah dengan memanfaatkan jamuan pestanya. Entah dari sajian makanan atau yang lainnya.
- Merry, ia juga memiliki peluang cukup besar karena ada interaksi intens selama pesta. Bisa saja ia membubuhkan racun di nail art karyanya.
- Na, kesempatan terbesarnya adalah saat ia memakaikan alat saat Nayla kambuh. Alat tersebut adalah inhaller.
Ketiga,
tentang alat pembunuhan.
Sianida, bukanlah barang yang tiap hari bisa kita jumpai. Dan tidak mudah pula untuk mendapatkannya dalam waktu singkat. Maka, kemungkinan terbesarnya adalah, pelaku telah mempersiapkan semuanya. Artinya ini adalah pembunuhan berencana.
Sianida, bukanlah barang yang tiap hari bisa kita jumpai. Dan tidak mudah pula untuk mendapatkannya dalam waktu singkat. Maka, kemungkinan terbesarnya adalah, pelaku telah mempersiapkan semuanya. Artinya ini adalah pembunuhan berencana.
- Raka, ia mengetahui kebiasaan korban dan dengan memanfaatkan keadaan ia akan sangat mudah menjalankan rencana pembunuhannya. Dengan mengasumsikan ia mempersiapkan sianida terlebih dahulu dan menggunakan pesta tersebut untuk menjalankan rencana.
- Disha, belum terlalu dekat dengan korban. Namun tetap memiliki kesempatan menjalankan rencana pembunuhan. Bisa saja kita mengasumsikan bahwa, ia telah memiliki zat tersebut dan bisa menggunakannya sewaktu-waktu.
- Merry, menunjukkan rasa tidak suka namun berinteraksi sewajarnya saat bertemu. Bisa kita asumsikan bahwa ia sangat membenci Nayla hingga mempersiapkan racun sianida untuk membunuhnya. Dan membawa kemana-mana hingga ada kesempatan.
- Na, sahabat dekat korban tentu tau kebiasaan-kebiasaannya. Jika benar dia berniat membunuh, bisa kita asumsikan ia telah mempersiapkan dan menggunakan kesempatan dengan baik.
Dari
tiga hal yang telah dibahas, kita bisa mempersempit kemungkinan dan
mengeliminasi beberapa.
- Na, dia sahabat dekat korban dan memiliki kesempatan besar untuk menjalankan rencana pembunuhannya namun ia tidak memiliki motif kuat.
- Disha, dia baru kenal dan tidak dekat dengan korban.Tidak ada motif membunuh dan terlalu beresiko serta janggal jika ia membunuh korban.
Tersisa
Merry dan Raka, keduanya memiliki motif dan juga kesempatan untuk membunuh.
Merry
dengan motif cemburu serta hendak menyingkirkan orang yang dekat dengan Raka.
Ia memberikan racun pada saat menghias kuku Nayla. Itu sangat mungkin terjadi,
namun terlalu beresiko serta kurang pas. Merry hanya tahu tentang kedekatan
korban dengan Raka dan sepertinya mencaritahu masa lalu korban. Karena ia
mengetahui tentang kisah cinta bertepuk sebelah tangan Nayla pada Raka. Dia
tidak tahu kebiasaan korban yang menggigiti kuku saat gugup. Dan juga ia akan
menjadi orang pertama yang dicurigai jika ditemukan zat pembunuh tersebut di
nail art karyanya. Sama saja ia menyerahkan diri. Karena itu, kemungkinan Merry
sebagai pelaku bisa kita sisihkan dahulu.
Raka
lebih mungkin menjadi pelakunya, karena ia tahu kebiasaan korban, tahu
kebiasaan orang sekitar yang dekat dengan korban. Ia bisa memanfaatkan semua
itu untuk memuluskan aksinya, bahkan mengalihkan kecurigaan pada orang lain.
Jika
diingat kembali, reaksi racun pada korban sangat cepat dan dosisnya tinggi
(karena reaksi muncul dalam hitungan menit hingga jam). Berdasarkan hal
tersebut kita bisa mengasumsikan jalur masuknya racun ke tubuh korban.
- Melalui pencernaan atau tertelan, membutuhkan waktu beberapa saat hingga muncul reaksinya dan bertahap. Tapi pada korban, tidak muncul tahapan reaksi awal. Maka kemungkinan paparan racun bukan dari jalur ini.
- Melalui peredaran darah atau disuntikkan,
Reaksinya lebih cepat dari paparan melalui pencernaan namun kekurangannya adalah korban tentu akan merasa saat racun disuntikkan atau ditusukkan benda pada tubuhnya. Dalam kasus ini tidak ada keterangan tentang ini. Jadi, kemungkinan ini bisa disingkirkan juga.
- Melalui pernafasan atau terhirup.
Reaksinya lebih cepat dibanding jalur pencernaan apalagi dalam dosis tinggi. Sangat mungkin terjadi dalam kasus kali ini karena ada interaksi korban dengan alat yang berkaitan dengan pernafasan.
***
Dari
seluruh pembahasan di atas yang menyisakan dua kemungkinan pelaku, kita bisa
mengambil kesimpulan. Bahwasannya paparan racun pada korban melalui pernafasan
dan kemungkinan besar memanfaatkan inhaller yang selalu dibawa korban. Raka dan
Na tentu tahu tentang penyakit korban serta kebiasaannya. Merry juga mungkin
tahu saat menyelidiki masa lalu korban. Namun Na tidak ada kesempatan
memberikan racun itu karena ia membantu memakaikan inhaller saat kebetulan
korban menumpang dan kambuh di mobilnya. Bukan direncanakan olehnya.
Merry
disebutkan sama sekali tidak menyentuh alat tersebut walau tetap ada
kemungkinan ia mengutak-atiknya saat tas dititipkan di kamar tamu rumah Disha.
Namun perlu diingat saat di balkon ia sempat kambuh, artinya inhaller dipakai
saat itu untuk meredakan ashma yang dideritanya. Namun tidak ada reaksi terkena
racun sianida, maka bisa dikatakan kalau saat itu inhaller masih aman. Dari
sini, kemungkinan Merry sebagai pelaku melemah.
Terakhir,
Raka yang memiliki motif dan kesempatan paling besar. Ia menentang pernikahan
Papanya dengan Nayla, karena tidak mau posisi Mama kandungnya digantikan dan
juga merasa tidak nyaman mengingat riwayat hubungannya dengan Nayla. Merry
menyebut Nayla sebagai parasit tentu bukan asal sebut atau tanpa alasan,
apalagi Raka tidak menyanggahnya sama sekali. Ia memiliki motif untuk
menyingkirkan wanita muda itu, karena Papanya sudah sangat menyayangi Nayla.
Selain itu ia juga mengetahui penyakit dan kebiasaan korban. Bisa kita
asumsikan sebagai berikut. Raka merencanakan pembunuhan itu dengan memakai
racun, ia mempersiapkan sianida dan menyusun skenario untuk memberikannya tanpa
dicurigai. Yaitu dengan memicu agar korban memakai inhaller yang telah diberi
sianida.
Undangan
dari Disha dinilai pas untuk dijadikan panggung skenario yang disusunnya. Ia
sengaja membuat ban mobilnya sendiri kempes sehingga ada alasan menumpang mobil
orang lain. Membuat Nayla tersipu dengan meminjamkan syal yang sebenarnya telah
diberi alergen pemicu asmanya. Walau butuh beberapa lama tentu akan ada reaksi
yang mengharuskan Nayla memakai inhallernya. Adanya saksi dan ia minim kontak
dengan alat yang jika diperiksa tentu akan menunjukkan kontaminasi sianida, akan
memperlemah kecurigaan padanya. Ia memberikan sianida tersebut di inhaller
sesaat setelah ia mengambil tas Nayla di ruang tamu atau menukarnya dengan
inhaller sejenis yang telah diutak atik. Kemudian ia sengaja mengambil alih
kemudi, agar orang lain yang membantu Nayla memakai inhallernya. Selanjutnya
bisa diduga, sianida dosis tinggi dihirup sendiri oleh Nayla yang
mengakibatkannya kejang-kejang hingga akhirnya tak tertolong.
***
Best
Regards,
Ve~
Ve~
Referensi
- https://www.alodokter.com/asma/penyebab-https://m.fimela.com/parenting/read/3819548/apa-itu-inhaler
- https://www.alodokter.com/keracunan-sianida
- https://www.google.com/…/fakta-unik/racun-sianida-di-s…/amp/
- https://www.alodokter.com/asma/penyebab-https://m.fimela.com/parenting/read/3819548/apa-itu-inhaler
- https://www.alodokter.com/keracunan-sianida
- https://www.google.com/…/fakta-unik/racun-sianida-di-s…/amp/