Case Story - Centang Satu ( Tim Pasti Kamu Jodohku) - Riddle Story Indonesia
News Update
Loading...

Rabu, 02 Oktober 2019

Case Story - Centang Satu ( Tim Pasti Kamu Jodohku)

Case Story - Centang Satu (Pasti Kamu Jodohku)

Judul "Centang satu"
Maker : Fania Anindya (Pasti Kamu Jodohku)

Senin, 23.02
"Mas, ayo!" terdengar suara manja Dinda. Malam ini, ia ingin memadu kasih dengan suaminya. Tapi, Ghufron sang suami, masih asyik dengan ponselnya dan tak memperhatikan istrinya.
"Mas! Main hape terus, ih!"

Pria itu kaget ketika sang istri melemparnya dengan sebuah bantal.
"Dinda, sayang! Mas, lagi chatan sama Pak Jeff. Besok ada meeting dan sekarang..., " belum selesai Ghufron bicara, Dinda sudah menutup bibirnya dengan ciuman.

"Dinda...,Mas, lagi sariawan." Pria mengalihkan wajahnya dan menyuruh istrinya untuk tidur lebih dulu.

Selasa 07.10
"Dinda, mas berangkat ya!" ucap Ghufron yang pagi itu terlihat maskulin dengan kemeja abu yang baru di belinya tempo hari. Wangi parfum dari tubuhnya menguar di udara.
"Mas, kok jam segini udah berangkat? Biasanya jam delapan.".
"Iya, Dinda, ada berkas yang harus Mas urus. Kamu sarapan sendiri ya." Jawab Ghufron cepat lalu bergegas menaiki taksi yang sudah dipesannya.

Selasa 22.10
Ghufron tampak lelah saat ia masuk ke dalam kamar.
"Dinda, handuk mana? Mas mau mandi."
"Ada di kamar mandi," ucap Dinda dari dapur. Ia sedang membuat kopi.
Wanita itu membawa secangkir kopi ke dalam kamar dan meletakkannya di atas meja kerja sang suami. Dinda mengambil sekotak cokelat yang dibelikan suaminya. Pria itu bilang, sebagai permintaan maaf karena belakangan ini ia agak sibuk. Saat sedang memakan cokelatnya, bunyi sebuah pesan masuk ke ponsel Ghufron. Biasanya Dinda tidak ingin tau urusan suaminya, tapi kali ini ia penasaran juga isi pesan tersebut.

Rabu, 16.12.
*** “Dinda sedang apa?”
*** “Sebentar lagi aku pulang, tunggu yaaa”
“Hmm, Cuma centang satu. Kali ini apa ya?” Gumam ghufron.
Seperti biasanya, sepulang kerja. Ghufron turun dari taxi membawa hadiah dan berjalan pulang ke rumahnya. Kali ini sebucket mawar merah. Dengan menggunakan payung scarlet dibawah gerimis sisa hujan sore itu, langkahnya terhenti.
Tepat di depan halaman rumahnya. Ia melihat jejak kaki satu arah menuju rumahnya.
“Hah? Ada siapa? Apa tamunya Adinda?” Gumamnya.
Tanpa berlama-lama, ia pulang dan menyapa istrinya.
“Adindaa... ada siapa?”
Tak ada jawaban. Tak seorangpun dirumah selain dirinya.
=== * === * ===
Jum’at 08.00. Setibanya di perumahan Griya Permai, ramai warga sekitar di depan rumah TKP. Benar saja, Nindi (23) yang dikenal sebagai gadis yg ramah ditemukan tewas di dalam kontrakannya. Tim forensik menunjukkan ruang tengah dimana jasadnya ditemukan. Wanita berkaos putih lengan pendek dengan celana jeans itu melayang tergantung tali di lehernya.
“Bagaimana pendapatmu pak?” tanya petugas sembari mengambil beberapa foto TKP.
“Sekilas, ini adalah bunuh diri. Tali dilehernya tersimpul mati, meninggalkan bekas jeratan di lehernya. Matanya membelalak, lidahnya keluar, serta mukanya membiru. Tidak salah lagi.”
“Apa sayatan di tangannya itu... selfharm pak?”
“Kemungkinan besar.”
Bekas sayatan di lengannya meninggalkan jejak darah yang mengarah pada meja di ruangan itu. Selembar kain putih berdarah serta banyak tisu dengan darah yg sama berada di meja.
“Segera angkut dan otopsi, aku akan mulai dari kesaksian warga setempat?” Pak Aryo meninggalkan TKP dan keluar rumah.
“Baik pak.” Beberapa tim forensik masih di dalam rumah untuk memeriksa, barang2 yang ada.
Pak RT setempat bersama mas yoga bergegas menanggap Pak Aryo yang baru keluar dari kontrakan.
“Saya yg pertama menemukan langsung melapor ke pak RT” Ucap mas Yoga.
“Pagi tadi? Bagaimana kronologinya?”
“Tadi pagi mbak nindi go food sarapan dan kebetulan saya yg menerima pesanannya. Ketika memastikan alamat dan lokasi, dari jendela saya melihatnya tergantung. Ya tentu saya langsung teriak dan lapor warga sini.”
“Jendela yg itu?” Pak Aryo mendekati jendela tersebut memastikan sudut pandang dari sana. Ada jejak kaki pula terlihat disekitar sana. Dari sudut jendela cukup untuk melihat ruang tamu dan ruang tengah dimana Mayat Nindi tergantung kaku.
“Mbak Nindi ini terkenal ramah pak, beberapa kali juga membantu kegiatan ibu – ibu di posyandu.” Ujar pak RT.
“Mas yoga? Pukul berapa ya, tepatnya pesanan itu.”
“Pukul setengah 6 pagi pak, McD kan buka 24 jam.”

=== * === * ===
Jumat 09.30. Dimas dan pak Karyo kembali di ruangannya, membaca berkas2 yang ada sambil menunggu hasil otopsi.
“Apa yang tim forensik temukan?”
“Di ruang tamu, terdapat 2 cangkir teh. Yang satu, setengah penuh dan satunya habis. Tidak ada sidik jari selain milik korban pak. Selain itu, ada bekas darah dia di wastafel. Di ponselnya benar terdapat pesanan gofood yg dikatakan Mas Yoga tadi” Jelas Dimas.
“Tentang ponselnya? Mungkin ada tamu yang ia hubungi lewat wa atau telepon.”
“Sesuai seperti yang pak RT katakan pak, pesan pesan di hpnya hanya seputar posyandu dan kegiatan sosial, tak ada yang mencurigakan.” Lanjutnya.

“Bagaimana dengan hasil otopsi?”
“Belum selesai pak” Bu Farah selaku petugas disana menyelah masuk.
“Bagaimana bu?”

“Ada pelaporan kasus lagi pak. Mungkin bapak mau menyimaknya sambil menunggu hasil.” Bu farah mempersilahkan tamunya masuk.
Seorang pria (28) berkemeja biru muda dengan beberapa kancingnya yang terlewat. Memasuki ruangan... “Istri saya hilang pak, sudah seharian lebih tidak pulang ke rumah. Saya sudah mencoba mengubunginya, juga menghubungi setiap kerabat dan keluarga saya. Tak satupun tau.”
“Sabar dulu pak, ambil nafas baik2. perkenalkan diri dulu. Lalu cerita kenapa bagaimana”

“Saya Ghufron, seperti yg saya bilang tadi. Istri saya hilang.”
“Bagaimana kejadiannya?” tanya Pak Aryo.
“Hari rabu sepulang saya kerja, istri saya sudah tidak ada di rumah. Saya menjumpai jejak kaki berukuran seperti milik saya mengarah kerumah saya. Semenjak itu saya terus2an mencoba menghubungi ponselnya. Namun pesan saya haya centang satu. Sepanjang hari kamis. Saya mencoba menghubungi semua kerabat dan keluarga saya namun tak ada kabar darinya.” Jelas pak Ghufron.

“Hmm, jejak kaki itu... Apa tidak ada jejak kaki perginya?” Pak Aryo mulai menemukan sesuatu.
“Tidak ada pak” jawab Ghufron kecewa.
“Apa sesuatu lain yg menurut anda mencurigakan pak?” Tambah pak Aryo.
“Mungkin, sejak kemarin siang. Saya merasa diawasi dan ada yg mengikuti.” Ghufron menambahkan.

“Boleh saya lihat ponsel bapak?” Dimas menyelah.
Pak ghufron menunjukkan whatsappnya yang penuh dengan pesan menanyakan keberadaan istrinya ke banyak orang serta misscall berkali kali ke nomor istrinya.

“Permisi pak, hasil otopsi sudah keluar.” Salah seorang petugas meletakkan berkas ke meja pak Aryo. Melihat berkas tersebut, Ghufron merasa terkejut.
“NINDI? ADA APA DENGANNYA PAK?”
“Anda mengenalnya?” Tanya balik pak Aryo.
“Tentu, kemarin saya menjumpainya” jawab Ghufron.
“Dia ditemukan gantung diri di kontrakannya pak” Jelas pak Aryo.
/// “Tunggu pak, jika hasil forensik menunjukkan korban memiliki bekas luka hantaman benda tumpul di kepalanya. Serta kematiannya sejak semalam tadi... maka?” Bisik Dimas pada pak Aryo.
“Pak Ghufron, anda ditangkap sebagai tersangka.” Tegas pak Aryo.
“Hah?” Sontak Ghufron terkejut, keringat dinginnya mulai bercucuran.
“Sebentar, jadi begini...” Jelas Dimas.
- Bersambung –


Rabu, sore.
Dinda curiga Ghufron selingkuh. Untuk itu, Dinda pergi dari rumah dan mencoba mengikutinya. Sengaja pergi dari rumah dengan cara berjalan mundur untuk memalsukan jejak. Agar tidak dihubungi, ketika dalam penguntitan. Dinda memutuskan untuk mematikan telepon genggamnya.
Kamis
Ghufron mendatangi rumah selingkuhannya (Nindi). Dinda seharian mengikuti Ghufron dan akhirnya melihat Suaminya bermesraan dengan selingkuhannya dari jendela. Dindapun bertamu ke rumah Nindi pada malam hari selepas kepergian suaminya dari kontrakan Nindi. Dengan kondisi cemburu total, Dinda berniat membunuhnya.

Trik pembunuhan =
Nindi dihantam dengan benda tumpul dan dibuat pingsan, tangannya diikat kemudian digantung. Bercak darah pada wastafel merupakan darah nindi yang mengucur dari kepala, dibersihkan oleh pelaku agar dari luar seolah nindi gantung diri. Lengannya disayat agar terlihat seperti telah melakukan selfharm dan memperkuat dugaannya bunuh diri. Berdasarkan kepergian dinda dari rumah, dapat disimpulkan dinda yang cenderung memalsukan jejak melakukan aksinya dengan rapi tanpa meninggalkan sidik jari.

Dinda masih ada di rumah nindi semalaman, dan pergi pada pagi hari tepat setelah ia memesan gofood.

Referensi FC :
Ghufron yang seringkali memberi hadiah pada istrinya merupakan perwujudan rasa bersalahnya karena telah berselingkuh. Serta bentuk obsesifnya pada ponselnya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/09/170000420/curiga-pasangan-selingkuh-simak-12-tanda-tersembunyi-ini?page=all
Ciri mati gantung diri, dan hal yang membedakannya dengan mati dibunuh....
Kosongnya suplai oksigen ke otak dan beberapa organ tubuh lainnya seperti paru-paru. Mengakibatkan organ-organ yang cara kerjanya membutuhkan suplai oksigen, tak bisa berfungsi secara normal sehingga membuat mata membelalak, wajah membiru, lidah menjulur, kemudian ada bekas luka bekas tali pada daerah sekitar leher
https://pontianak.tribunnews.com/2017/09/29/cara-membedekan-mayat-tewas-dibunuh-atau-bunuh-diri
https://www.kompasiana.com/agunginafis/58f1070c8423bdd761c7e462/mengenal-ciriciri-fisik-korban-kasus-gantung-diri
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-2616957/acim-gantung-diri-atau-digantung-ini-penjelasan-polisi
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-2616957/acim-gantung-diri-atau-digantung-ini-penjelasan-polisi


Comments


EmoticonEmoticon

PENGUMUMAN
Setiap sabtu dan minggu, reward pulsa untuk pengirim postingan #SangPujangga terbaik
Done